Kaitan Santan dengan Tekanan Darah – Seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) perlu mengontrol asupan makanannya, terutama yang mengandung garam atau sodium. Pasalnya, garam atau natrium merupakan penyebab paling umum dari hipertensi. Selain garam, banyak penderita hipertensi juga menghindari makan santan. Namun, benarkah santan bisa membuat tekanan darah naik?
Kaitan Santan dengan Tekanan Darah
Santan merupakan bahan makanan yang terbuat dari ampas kelapa. Warnanya putih dan kental seperti susu. Oleh karena itu, bahan makanan ini disebut juga dengan santan.
Air kelapa memiliki rasa yang gurih, sehingga sering digunakan sebagai bahan masakan. Biasanya santan digunakan sebagai bahan makanan untuk membuat nasi uduk, opor ayam, rendang, hingga berbagai macam kue.
Tidak hanya menambah cita rasa pada makanan, santan juga mengandung berbagai nutrisi yang sebenarnya bermanfaat bagi tubuh. Manfaat santan antara lain meningkatkan daya tahan tubuh hingga membantu mencegah kanker. Tak hanya itu, beberapa penelitian juga menyebutkan, santan bisa mengatasi asam lambung bagi penderitanya.
Manfaat tersebut bisa didapat karena kandungan protein, lemak, zat besi, magnesium, kalium, karbohidrat, dan sebagainya. Lebih spesifiknya, berikut kandungan nutrisi yang tersimpan dalam 100 gram santan murni:
- Air: 54,9 gram
- Energi: 324 kalori
- Protein: 4,2 gram
- Lemak: 34,3 gram
- Karbohidrat: 5,6 gram
- Kalsium: 14 mg
- Fosfor 45 mg
- Besi: 1,9 mg
- Natrium: 18 mg
- Kalium: 514,1 mg
- Tembaga: 0,37 mg
- Seng: 0,9 mg
Meski bermanfaat, kandungan dalam santan juga bisa membawa risiko kesehatan bagi Anda. Salah satu risiko yang mungkin sering Anda dengar adalah santan bisa membuat tekanan darah Anda naik dan membahayakan kesehatan jantung Anda.
Jika Anda menyaring kandungan natrium dalam santan, ternyata mengonsumsi santan tidak dapat meningkatkan tekanan darah Anda. Pasalnya, kandungan natrium dalam santan hanya sedikit. Selain itu, belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa santan bisa membuat tekanan darah naik.
Di sisi lain, kandungan kalium dalam santan cukup tinggi. Kalium merupakan salah satu nutrisi yang dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi pada seseorang. Oleh karena itu, mengkonsumsi makanan dengan santan dapat membantu menurunkan tekanan darah Anda.
Namun, terlalu banyak mengonsumsi santan juga tidak baik. Karena kandungan lemak dalam santan cukup tinggi. Melansir dari Cleveland Clinic, lemak memberikan kalori dua kali lipat dari karbohidrat dan protein. Satu gram lemak dapat memberikan 9 kalori dalam tubuh Anda, sedangkan karbohidrat dan protein hanya sekitar 4 kalori.
Dengan demikian, mengkonsumsi santan berlebih dapat menyebabkan asupan kalori Anda menjadi tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas, yang juga merupakan faktor risiko hipertensi.
Oleh karena itu, bagi Anda yang memiliki riwayat hipertensi, Anda tetap bisa mengonsumsi santan. Namun, sebaiknya Anda membatasi konsumsi santan dalam sehari agar tidak membuat tekanan darah Anda naik. Sebaliknya, asupan lemak sebaiknya hanya berkisar 44-77 gram per hari, jika Anda mengonsumsi 2.000 kalori per hari.
Namun, perlu juga Anda ingat, lemak dan kalori yang Anda konsumsi setiap hari tidak hanya berasal dari santan, tetapi juga makanan lain. Oleh karena itu, membatasi konsumsi santan juga perlu diimbangi dengan makanan lain penyebab hipertensi.
Tidak hanya pada tekanan darah, konsumsi santan juga dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh Anda, baik secara positif maupun negatif. Dari penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition and Metabolism, santan tidak meningkatkan kadar kolesterol jahat (low density lipoprotein/LDL) Anda. Padahal, santan bisa membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (high density lipoprotein/HDL).
Anda bisa mendapatkan manfaat tersebut karena kandungan asam laurat pada kelapa. Asam laurat memiliki sifat antibakteri dan dapat menurunkan kadar kolesterol. Kandungan dalam kelapa juga memberikan kemungkinan yang sama untuk manfaat minyak kelapa.
Namun, mengonsumsi santan secara berlebihan juga tidak baik untuk kolesterol Anda. Pasalnya, sebagian besar lemak yang terkandung dalam santan adalah lemak jenuh, yang dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Apalagi jika Anda mengonsumsi daging merah atau makanan tinggi lemak dengan santan.
Oleh karena itu, selain membatasi konsumsi santan, Anda juga perlu mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh lainnya. Anda juga harus mengimbangi nya dengan mengonsumsi makanan penurun kolesterol dan disertai dengan cara memasak yang tepat pula.
Mungkin itu saja informasi yang dapat kami sampaikan untuk Anda semua, semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Anda semua. Kunjungi situs dari Plazmedis untuk mendapatkan berbagai macam informasi seputar Medical Check Up Murah di Indonesia.