Gejala Covid varian Delta – Hingga 24 Juli 2021, terdapat 966 kasus varian of concern (VOC) di Indonesia yang didominasi varian Delta. Varian Covid-19 ini diyakini lebih mudah menular dibandingkan jenis virus corona lainnya.

Gejala Covid varian Delta

Kekhawatiran atas kasus varian Covid-19 (VoC) di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Menurut Detik, ada 966 kasus baru endemik VoC di Tanah Air hingga 24 Juli 2021.

Dibandingkan dengan Alpha dan Beta, varian Delta mewakili kasus terakhir, yaitu 897 kasus. DKI Jakarta paling terdampak varian ini, setidaknya sudah ditemukan 296 kasus varian Delta di ibu kota.

Apa bahaya varian Delta Covid-19? Pahami gejala dan fakta berikut.

Fakta tentang varian Delta Covid-19

Varian delta merupakan nama varian B.1.617.2, mutasi dari Covid-19 yang pertama kali ditemukan di India pada Desember 2020. Varian ini dengan cepat menyebar ke India dan Inggris. Berikut fakta penting varian delta Covid-19 yang penting untuk dipahami.

  1. Gejalanya sedikit berbeda dari Covid-19 biasa

Covid-19 secara umum dapat menimbulkan sejumlah gejala, seperti demam, batuk kering, sesak napas, kelelahan ekstrem, menggigil, kehilangan rasa dan penciuman.

Berbagai gejala tersebut masih bisa dirasakan oleh seseorang yang terinfeksi varian delta Covid-19. Namun, beberapa gejala tambahan berpotensi terjadi sebagai akibat dari varian ini:

  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat
  • mual
  • Muntah
  • Diare
  • Sakit perut
  • Kehilangan selera makan
  • Masalah pendengaran
  • Pembekuan darah
  • Gangren (kematian jaringan tubuh).

Dilihat dari gejalanya, varian Delta Covid-19 dianggap sebagai salah satu VoC yang berbahaya dan patut diwaspadai.

  1. Reproduksi lebih cepat

Dikutip dari Yale Medicine, Dr. F. Perry Wilson menyatakan bahwa varian Delta dapat menyebar 50 persen lebih cepat daripada varian Alpha.

Ia menjelaskan, jika Covid-19 berada di daerah yang masyarakatnya tidak divaksinasi dan tidak memakai masker, Covid-19 secara umum bisa menyebar dari 1 orang ke 2,5 orang lainnya. Sementara itu, dalam situasi yang sama, varian Delta dapat menyebar dari satu orang ke orang lain 3,5 atau 4 orang.

  1. Orang yang belum divaksinasi memiliki risiko lebih besar terkena varian Delta.

Orang yang belum divaksinasi berisiko lebih besar tertular Covid-19 varian Delta. Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh Imperial College London, anak-anak dan orang dewasa yang tidak divaksinasi di bawah usia 50 tahun 2,5 kali lebih mungkin terinfeksi varian Delta.

  1. Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah varian Delta

Salah satu cara terbaik untuk mencegah tubuh dari varian delta Covid-19 adalah dengan vaksinasi. Ini berarti Anda perlu menerima dua dosis vaksin untuk mendapatkan efek maksimal. Selain itu, Kemenkes merekomendasikan penggunaan masker ganda atau dua masker dengan menggunakan masker medis dan menutupinya dengan masker kain. Mengenakan dua masker dapat memberikan perlindungan hingga 85% lebih optimal terhadap virus corona.

Selain vaksinasi, cara lain untuk melindungi diri dari varian Delta Covid-19 adalah dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan sebisa mungkin tetap di rumah mungkin jika tidak ada kebutuhan mendesak. Yuk baca juga cara mengobati fistula ani apabila Anda mengalami gejala dari fistula ani, semoga membantu.

Satu hal yang perlu dipahami, selama Covid-19 masih ada, virus ini bisa bermutasi menjadi varian baru.

Jangan biarkan diri Anda dan keluarga tertular virus varian Covid-19. Karena itu, lakukan vaksinasi jika memungkinkan dan jaga protokol kebersihan.